;

Salah Pilih Jurusan ?


Ada sedikit kegalauan yang pernah saya alami ketika hendak menginjak semester pertengahan dimasa kuliah. Muncul sebuah pertanyaan mungkin akibat ketidakmampuan saya dalam menghadapi kenyataan sebagai mahasiswa Teknik Informatika.

Pertanyaan yang mungkin bukan hanya saya yang mengalaminya, tetapi juga beberapa teman kelas saya yang lainnya. Dan mungkin hal ini juga dialami oleh mahasiswa jurusan lainnya.


Apakah saya salah pilih jurusan ?

Sebenarnya pertanyaan itu tidak murni dari ide saya, tetapi pertanyaan itu muncul dari "kelakar" teman saya yang saat itu mungkin sedang stress mengerjakan laporan yang tak kunjung di ACC, terlebih lagi jika mendapat asisten dosen yang terkesan menjengkelkan.

Salah pilih jurusan bagi Anak informatika bisa saja disebabkan oleh beberapa hal. Pertama, ketidaksesuaian ekspektasi bahwa anak informatika hanya bermain komputer/laptop saja, tidak akan menemukan lagi yang namanya matematika. Disini banyak teman saya yang tertipu. Saya sendiri tidak tertipu disini, malah dulu saya menyangka anak informatika juga bakalan belajar fisika dan kimia. Itu sebabnya dulu saya membawa buku fisika waktu SMA ke kosan saya.

Kedua, ketidakmampuan akan programming. Yah, informatika memang identik dengan programming, tetapi bukan berarti setiap anak Informatika harus jadi programmer. Hanya saja, bagi saya terasa kurang afdhol bila anak informatika tidak bisa programming, karena setiap semester anak Informatika akan belajar tentang programming dan logika.

Kembali kepada permsalahan saya sebelumnya "Apakah saya salah pilih jurusan ?". Pertanyaan ini muncul bukan karena sebab pertama (matematika/perhitungan), melainkan karena masalah kedua, programming.



Saat masih semester pertama, sampai semeter 5, programming seperti Puzzle yang sulit untuk saya pecahkan. Hal inilah yang membuat saya berfikir bahwa salah pilih jurusan, seperti halnya beberapa teman saya lainnya.

Karena hal ini pula lah yang membuat saya agak "kesal" ketika ada orang berkata "Kalau bisa matematika, maka akan lebih mudah untuk paham programming". Tapi, nyatanya sangat sulit bagi saya untuk memahami programming saat itu.

Namun, lambat laun akhirnya saya mulai paham dengan programming, membuat program sendiri dan merancang logikanya. Dimana menjadi seorang programmer-lah yang menjadi profesi saya saat ini.

Kembali ke persoalan "salah pilih jurasan" tadi, seandainya dulu saya tahu bahwa hari ini saya akan bekerja sebagai seorang programmer(meskipun mungkin belum begitu mahir), mungkinkah dulu saya akan berfikir bahwa saya "salah pilih jurusan ?".

Jawabannya, mungkin "ya" dan mungkin "tidak". mengapa demikian ? "alasannya adalah bagaimana jika dulu saya mengambil jurusan fisika (yang merupakan keinginan pertama saya), dan akhirnya sukses menjadi seorang fisikawan ? atau mengambil jurusan lain dan sukses dibidang tersebut ?.

Mungkin jika kalian mengenal saya ketika masih SMA, mungkin kalian tidak akan kepikiran untuk menjadi seorang programmer, yang selalu identik dengan komputer atau laptop dan teknologi lainnya. Coba bayangkan, pas masuk kuliah semester 1 , saya belum begitu bisa menggunakan komputer. Bahkan untuk sekedar menginstall software, saya tidak tau, dan untuk mengoperasikan komputer pun, masih ada perasaan "was was" dalam diri saya. Dan saya sendiri baru punya laptop pribadi di semester 2

Ternyata kita tidak pernah tau apa yang akan terjadi pada diri kita dimasa depan. Hari ini kita mungkin belum butuh dengan sebuah tenda kemah. Tapi bagaimana jika tiba-tiba rumah kita rusak, dan akhirnya harus tinggal sementara disebuah tenda kemah.

Apa yang sedang saya coba saya sampaikan disini adalah bahwa, tidak ada yang namanya "Salah pilih jurusan", hanya karena kamu belum mengetahui untuk apa ilmu yang kamu peroleh dari jurusanmu itu. Setiap ilmu pasti bermanfaat, jadi tak perlu merisaukan betapa sulitnya ilmu itu, semakin sulit ilmu itu, maka semakin banyak pula ilmu yang kau dapatkan dari kesulitan itu.

Ilmu tak akan datang pada orang yang malas mencari ilmu, seandainya ilmu itu terlihat wujudnya, niscaya kamu akan rela menghabiskan hartamu hanya untuk mendapatkannya. Pelajarilah ilmu sebanyak-banyaknya apapun itu, hingga nanti tiba saatnya, pilihlah yang paling banyak manfaatnya untuk orang banyak.

Kuliah jurusan teknik informatika bukan berarti tentang bagaimana menjadi seorang Ahli dibidang informatika, kuliah jurusan kedokteran bukan berarti tentang bagaimana kamu harus menjadi dokter. Tapi ini tentang bagaimana memperoleh ilmu sebanyak-banyaknya sebelum kamu kehabisan waktu dan masyarakat telah membutuhkan ilmu mu.

Jika orientasimu hanyalah tentang uang dan bertahan hidup, percayalah orang berilmu takkan pernah merasakan kesulitan tentang itu. Allah tahu yang terbaik untukmu.

Comments